Bebie, S.Sos., S.H., S.P., M.M., M.A.P.: Generasi Muda Ujung Tombak Pelestarian Budaya Lokal Murung Raya

LiputanKalteng.Com, Puruk Cahu – Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Murung Raya, Bebie, S.Sos., S.H., S.P., M.M., M.A.P., menyampaikan pandangannya yang tegas mengenai vitalnya peran generasi muda dalam menjaga dan melestarikan kekayaan budaya daerah.

Pernyataan ini ia sampaikan dalam sebuah kegiatan yang berlangsung pada hari Kamis (2/10/2025), yang juga berfokus pada pembahasan kontribusi kolektif masyarakat terhadap kemajuan pembangunan di Murung Raya. Penegasan ini muncul sebagai respons terhadap tantangan modernisasi yang kian gencar mengikis nilai-nilai tradisional.

​Menurut Bebie, pemuda memiliki posisi yang tidak tergantikan dan sangat strategis dalam memastikan bahwa tradisi, adat istiadat, dan warisan budaya leluhur tetap hidup, relevan, serta mampu beradaptasi di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi. Beliau melihat pemuda bukan hanya sebagai penerus, melainkan sebagai aktor utama yang memiliki energi dan kreativitas untuk inovasi pelestarian. “Pemuda adalah ujung tombak pelestarian budaya. Dengan semangat mereka, tradisi bisa terus dikenalkan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai aslinya,” ujar Bebie, menekankan pentingnya sinergi antara tradisi dan inovasi.

​Lebih lanjut, keterlibatan generasi muda dalam upaya pelestarian budaya ini dapat diwujudkan melalui beragam bentuk partisipasi aktif yang konkret dan terstruktur. Ia mencontohkan, mulai dari keikutsertaan dalam festival budaya yang diselenggarakan secara rutin, pementasan seni tradisional, hingga inisiatif untuk membentuk kolaborasi lintas komunitas, baik lokal maupun nasional. Wadah-wadah ini, menurutnya, merupakan laboratorium sosial bagi anak muda untuk memperkenalkan kembali kearifan lokal Murung Raya kepada masyarakat luas, menjadikannya magnet baru yang menarik.

​Bebie juga memberikan dorongan kuat kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Murung Raya agar segera memberikan ruang gerak dan alokasi sumber daya yang lebih besar bagi pemuda dalam setiap program pelestarian budaya. Menurutnya, investasi pada generasi muda dalam konteks budaya akan memberikan return jangka panjang bagi identitas daerah. Ia percaya bahwa kolaborasi yang terjalin erat dan setara antara pemerintah yang memegang kebijakan dan generasi muda yang membawa ide-ide segar, adalah kunci utama untuk menjaga keberlanjutan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

​Pernyataan yang Membangun: Kita harus meyakini bahwa pelestarian budaya bukan hanya sekadar mengarsipkan masa lalu, tetapi merupakan investasi kolektif dalam membentuk identitas masa depan Murung Raya yang berakar kuat. Pemerintah dan seluruh masyarakat harus melihat inisiatif pemuda sebagai aset berharga, bukan beban, dengan memberikan pendanaan, mentorship, dan platform yang memadai. Mari kita bangun inkubator budaya di setiap kecamatan yang dikelola langsung oleh pemuda, sehingga kearifan lokal dapat bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi kreatif.

​Dengan demikian, penegasan dari Ketua Komisi II DPRD ini menjadi pengingat yang sangat vital, bahwa tugas luhur untuk menjaga dan mengembangkan budaya bukanlah tanggung jawab eksklusif pemerintah saja, melainkan sebuah tanggung jawab moral bersama seluruh lapisan masyarakat. Keterlibatan aktif generasi muda, yang didukung penuh oleh pemerintah, diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga yang mendalam serta semangat tak terpadamkan untuk melestarikan budaya lokal di tengah tekanan masif arus globalisasi.(*)